1TB04
26314282
PERTUMBUHAN INDIVIDU
A. Pengertian individu
Individu
berasal dari kata latin individuum artinya yang tak terbagi. Jadi merupakan
suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling
kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan
yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perseorangan.
B. Pengertian pertumbuhan
Walaupun
terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan
itu adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju dan lebih dewasa.
Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan istilah proses.
Menurut para ahli yang
menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah
proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.
C. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
Dalam
membahas pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran, namun pada garis besarnya
dapat di golongkanmenjadi 3, yaitu:
a) Pendirian nativistik
Menurut
para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan individu itu
semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
Para
ahli dari golongan ini menjukan sebagai kesempatan/kemiripan antara anak dengan
orangtuanya. Misalnya sang ayah mempunyai keahlian dibidang seni lukis maka
kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis.
b) Pendirian empristik dan environmentalistik
Pendirian
ini berbanding terbalik dengan pendirian nativistik. Menurut pendirian ini
menolak dasar dalam pertumbuhan individu dan lebih jauh menekankan pada
lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan.
Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang enviromentalistik. Sehingga
dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikinya adalah kelanjutan dari faham
emperisme.
c) Pendirian konvergensi dan interaksionisme
Kebanyakan
para ahli mengikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi
yang terkenal yang sering diangga psebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi
yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan
dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpadandangan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.
d) Tahap pertumbuhan individu berdasarkan
psikologi
Pertumbuhan
individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui beberapa
fase sebagai berikut:
·
Masa vital yaitu dari 0.0 sampai kira-kira
2.0
·
Masa estetik dari umur kira-kira
2.0 tahun sampai kira-kira 7.0 tahun
·
Masa intelektual dari kira-kira
7.0 tahun sampai kira-kira umur 13.0 tahun atau 14.0 tahun.
·
Masa sosial kira-kira umur 13.0
tahun atau 14.0 tahun sampai kira-kira umur 20.0 tahun atau 21.0 tahun
a. Masa Vital
Pada masa
vital iniindividu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal
dalam dunianya. Menurut Freud tahun pertama dalam kehidupan individu sebagai masa
oral, karna mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidaknikmatan.
b. Masa estetik
Masa estetik
ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan. Sebenarnya kata estetik diartikan
bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindra.
c. Masa intelektual (masa keserasian
bersekolah)
Setelah anak
melewati masa goncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya telah berlangsung
dengan lebih efektif. Sehingga menjadi matang untuk di didik dari padamasa-masa
sebelum dan sesudahnya.
Ada beberapa sifat khas pada
anak-anak pada masa diantara lain:
1.
Adanya kolerasi positif yang
tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah.
2.
Sikap tunduk kepada peraturan,
permainan yang tradisional.
3.
Adanya kecendrungan memuji diri sendiri
4.
Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu
soal maka soal itu dianggap tidak penting
5.
Senang membanding-bandingkan dirinya
dengan anak lain, bila hal itu menguntungkan, dalam hal ini ada untuk meremehkan
orang lain.
6.
Adanya minat pada kehidupan praktis
sehari-hari yang kongkit.
7.
Amat realistic, ingin tau, ingin belajar.
8.
Gemar membentuk kelompok sebaya,
biasa untuk bermain bersama-sama.
Masa keserasian bersekolah diakhiri suatu masa pueral.
Masa ini demikian khas sehingga menarik perhatian. Sifat-sifat khas anal-anak,
masa pueral itu dapat diringkas kedalam dua hal:
1)
Ditunjukan untuk berkuasa yang
menimbulkan tingkah laku.
2)
Tingkah laku ekstrovers yaitu perbuatan
yang berorientasi keluar dirinya, yang dapat mendorong dirinya utuk menyasaksikan
keadaan-keadaan.
d. Masa remaja
Masa remaja
adalah masa dimana banyak menarik peratian masyarakat karena mempunyai sifat-sifat
khas yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Pada dasarnya
ini masih dirinci kedalam beberapa masa, yaitu:
1. Masa pra-remaja
Masa ini ditandai
dengan sifat-sifat negative sehingga disebut juga masa negative. Pada masa ini terdapat
beberapa gejala yang dianggap sebagai gejala negative misalnya tidak tenang,
kurang suka bekerja kurang suka bergerak, dan non sosial.
2. Masa remaja
Sebagai gejala
pada masa ini adalah merindu puja. Dalam fase ini (masa negative) untuk pertama
kalinya remaja sadar akan kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya.
Disini mulai
timbul dalam diri remaja itu dorongan untuk mencari pedoman hidup yaitu mencari
sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja.
Proses
terbentuknya pendirian hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan
nilai-nilai hidup di dalam eksplorasi remaja. Jadi proses penemuan nilai-nilai hidup
mengalami 3 langkah:
1)
Karena tiadanya pedoman hingga
mereka merindukan sesuatuyang dapat dianggap bernilai.
2)
Objek pemujaan itu telah menjadi
lebih jelas yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya mendukung nilai-nilai
tertentu.
3)
Para remaja lebih dapat menghargai
nilai-nilai lepas dari pendukungnya.
2.
FUNGSI KELUARGA DAN FUNGSI KELUARGA INDIVIDU
1) Pengertian
Fungsi Keluarga
Fungsi
keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
2)
Macam-macam Fungsi Keluarga
Pekerjaan
– pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/
dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
a.
Fungsi Biologis
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh
orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan
tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah
tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan
bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam
tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
b.
Fungsi Pemeliharaan
Keluarga
diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari
gangguan-gangguan.
c.
Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan
kebutuhan pokok manusia, yaitu:
i. Kebutuhan makan dan minum
ii. Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
iii. Kebutuhan tempat tinggal.
Berhubungan
dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan
untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan
minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
d.
Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami
serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e.
Fungsi Sosial
Dengan
fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki
oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam
bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang
baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan
fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya
dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat
serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka jalankan keak bila
dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
Dalam buku
Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa
fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:
i. Pembentukan kepribadian
ii. Sebagai alat reproduksi
iii. Keluarga merupakan eksponen dari
kebudayaan masyarakat
iv. Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
v. Keluarga berfungsi sebagai pusat
pengasuhan dan pendidikan
3.
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1) PENGERTIAN INDIVIDU
Individu
berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya yang tak terbagi. Kata
Individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatukesatuan yang
paling kecil dan terbatas.
2) PENGERTIAN KELUARGA
Ada
beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud
keluarga itu berbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Dengan
demikian keluarga merupakanmunifestasi daripada dorongan seksual sehingga
landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.
Durkheim
berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor
politik, ekonomi dan lingkungan.
Ki Hajar
Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan
beberapa orang yang karena terkait oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa
berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak
bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing
anggotanya.
3) PENGERTIAN MASYARAKAT
Drs. JBAF
Mayor Palok menyebut masyarakat (Society) adalah segenap antar hubungan sosial
terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok da tiap-tiap
kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau sub kelompok.
Kemudian
pendapat dari Prof. M. M. Djojodiguno tntang masyarakat adalah suatu kebulatan
daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antar manusia dengan manusia.
Akhirnya Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan
atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
Jelasnya:
Masyarakat adalah suatu
kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat
istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu
masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyarakat maju
(masyarakat modern).
a. Masyarakat Sederhana
Dalam
lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung
dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin,
nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan
fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam
yang buas pada saat itu.
b. Masyarakat Maju
Masyarakat
maju memiliki aneka ragam kelompok sosial atau lebih akrab dengan sebutan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Organisasi
kemasyarakatan itu dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai
pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
Dalam
lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non
industri dan masyarakat industri.
i. Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional
organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkaan menjadi dua golongan,
yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
a)
Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota
terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut
juga kelompok :face to face group:., sebab para anggota kelompok sering
berdialog, bertatao muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.
Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih
berdasarkan simpati.
Contoh:
Keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain
sebagainya.
b)
Kelompok Sekunder
Antara kelompok sekunder, terpaut saling
hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena
itu, sifat interaksi, pembagian kerja. Pembagian kerja antar anggota kelompok
diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian
tugas atas dasar kemampuan kemampuan keahlian tertentu. Disamping dituntut
dedikasi, hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan yang
telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati.
Contoh:
Partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi
profesi, dan sebagainya.
ii. Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja
sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat sesuai dengan taraf
perkembangannya. Akan tetapi ia lebih cenderung mempergunakan dua taraf
klasifikasi, yaitu yang sederhana dan kompleks.
Jika pembagian kerjabertambah kompleks, suatu
tanda bahwa kapasitas masyarakat semakin tinggi.solidaritas didasarkan pada
hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah
mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi ciri dari bagian kelompok-kelompok
masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian
khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh:
Tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli
listrik, dan ahli dinamo mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya
spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk
diekspresikandan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian
kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu.
4.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
A. MAKNA INDIVIDU
Manusia adalah makhluk individu, makhluk individu berarti makhluk
yang tidak dapat dipisah-pisahkan lagi
antara jiwa dan raganya. Contoh: manusia sebagai makhluk individu bisa
mengalami kegembiraan dan kecewa akan terpaut dengan jiwa raganya. Tidak hanya
dengan mata, telinga, tangan, kemauan dan perasaan saja. Dalam kegembiraannya
manusia bisa mengagumi dan merasakan keindahan, karena ia mempunyai rasa
keindahan dan estetis dalam individu. Suatu keindahan ia kagumi dan nikmati
melalui panca indera dan perasaannya.
Untuk menjadi individu yang mandiri, harus melalui proses. proses pertama yang dilalui adalah
pergaulan di lingkungan keluarga ,
karakter yang khas itu terbentuk di lingkungan keluarga yang bertahap dan akan
mengendap melalui sentuhan-sentuhan interaksi: etika, estetika, dan moral
agama. Sejak anak manusia terlahir mereka membutuhkan proses pergaulan dengan orang-orang lain untuk
membentuk kebutuhan batiniah dan lahiriah yang membentuk dirinya. Menurut
Sigmund Freud, superego pribadi manusia mulai terbentuk ketika berusia 5-6
tahun (W.A.Gurungan, 1980 :29).
B. MAKNA KELUARGA
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling pentik didalam
masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group dari perhubungan laki-laki dan
wanita, perhubungan ini berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan
anak-anak. Keluarga yang bersifat murni merupakan satu kesatuan social
mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia.
5 macam sifat terpenting dalam
keluarga:
1)
Hubungan suami-isteri
Hubungan
ini mungkin berlangsung seumur hidup dan mungkin dalam waktu singkat saja, ada
yang berbentuk monogamy, ada pula yang berbentuk poligami.
2)
Bentuk perkawinan dimana suami-istri itu
diadakan dan dipelihara
Dalam
pemilihan jodoh bisa dilihat apakah calon suami-istri dipilih oleh orangtuanya,
atau diserahkan langsung kepada yang bersangkutan. Selanjutnya perkawinan ini
ada yang berbentuk indogami (kawin di dalam golongan sendiri) atau exogami
(kawin diluar golongan sendiri).
3)
Susunan nama-nama termasuk dan istilah-istilah
termasuk menghitung jumlah keturunan
4)
Milik atau harga benda keluarga
Dimanapun
keluarga itu berada pasti mempunyai milik untuk kelangsungan hidup para
anggota-anggotanya
5)
Pada umumnya keluarga itu tempat bersama
C. MAKNA MASYARAKAT
Ada
beberapa definisi mengenai masyarakat seperti misalnya:
·
R. Linton: masyarakat adalah sekelompok
manusia yang telah lama tinggal dan bekerja sama, sehingga mereka dapat
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
social dengan batas-batas tertentu.
·
M.J. Herkovist: masyarakat adalah kelompok
individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
·
J.P Gillin dan J.L. Gillin : masyarakat adalah
kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan
perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi
pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
·
S.R. Steinmetz : kelompok manusia yang terbesar
yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil, dan
mempunyai perhubungan erat dan teratur.
·
Hasan Shadily : golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan
mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Mengingat definisi-definisi masyarakat diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
Ø Harus
ada pengumpulan manusia, bukan binatang, dan harus banyak
Ø Telah
bertempat tinggal yang lama dalam suatu daerah tertentu.
Ø Adanya
aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.
Menurut
Ellwood, factor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama ialah:
a.
Dorongan untuk mencari makan, untuk mencari
makan akan terasa lebih mudah bila dilakukan bersama-sama.
b.
Dorongan untuk mempertahankan diri.
c.
Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Manusia dalam bentuk
manapun tersusun dalam kelompok-kelompok. Fakta ini menunjukan manusiamempunyai
social akan pembawaan kemasyarakatan ( sejumlah sifat-sifat dapat berkembang
dalam pergaulan dengan sesamanya) seperti hasrat bergaul dan sebagainya.
Suatu himpunan manusia supaya merupakan kelompok social harus
memenuhi syarat-syarat, antara lain:
Ø Setiap
anggotanya harus sadar bahwa ia adalah bagian dari kelompoknya.
Ø Ada
hubungan timbale balik antara naggota-anggotanya
Ø Ada
suatu faktor yang dimiliki bersama, seperti nasib yang sama, kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama dan sebagainya.
Kurang lebih 81,2% dari wilayah Indonesia bertempay yinggal di
desa. Partisipasi masyarakat pedesaan amat diperlukan bagi pembangunan dan
sekaligus akan meningkatkan penghidupanmasyarakat dipedesaan.
Setiap Program Pembangunan di desa dimaksudkan untuk membantu dan
memacu masyarakat desa membangun berbagai sarana dan prasarana desa yang
diperlukan. Sebelum berbincang mengenai
fungsi dan peranan desa, perlu diketahui dahulu arti desa itu sendiri.
Sebenarnya desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan
sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah wujud
atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsure-unsur fisiografi,
sosial ekonomi, politik dan cultural yang saling berinteraksiantar unsure
tersebut dan juga antar daerah lain.
Mendasarkan diri pada tingkat pendidikan dan tingkat teknologi
penduduknya masih tergolong belum berkembang maka kenampakannya adalah sebagai
wilayah yang tidak luas, dengan corak kehidupan yang sifatnya agraris dengan
kehidupan yang sederhana. Jumlah penduduknya tidak besar dan wilayah ini
relatif jauh dari kota. Wilayah ini pada umumnya terdiri dari pemukiman
penduduk, pekarangan dan pesawahan. Jaringan jalan belum begitu padat dan
sarana transportasi sangat langka.
Kemajuan Negara dan kehidupan modern telah banyak pula menyentuh
daerah atau wilayah pedesaan, sehingga wujud desah sudah menunjukan banyak
perubahan.
v Unsur-Unsur Desa
a.
Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif
dan yang tidak, beserta penggunaanya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan
batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
b.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah
pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
c.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan
dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan
masyarakat desa.
Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan yang
erat. Masyarakat merupakan suatu “gemeinshaft”
yang memiliki unsur gotong royong yang kuat. Hal ini dapat dimengerti
karena penduduk desa merupakan “face group” dimana mereka saling mengenal betul
seolah mereka mengenal diri sendiri.
Faktor
lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap kegotongroyongan ini,
misalnya:
o Faktor
topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan suatu bentuk adaptasi
kepada penduduk.
o
Factor iklim yang dapat memberikan pengaruh
positif maupun negatif terhadap penduduk terutama petani-petaninya.
o
Factor bencana alam seperti letusan gunung,
gempa bumi, banjir yang harus dihadapi dan dialami bersama.
v Fungsi desa
Pertama dalam hubungannya dengan kota, maka desa yang merupakan
“hinterland” atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu daerah pemberian bahan
makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, dan sebagainya serta bahan makanan
yang berasal dari hewan ternak.
Kedua, desa ditinjau dari sudut potensi ekonomi berfungsi sebagai
lumbung bahan mentahdan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
Ketiga, dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa
agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dan sebagainya.
Perkembangan teknologi pada masyarakat desa terjadi sangat lamban,
semua berjalan sangat tradisional barang-barang produksinya adalah barang
pertanian maupun barang kerajinan, yang semuanya tersebut dikerjakan secara
tradisional
Dari uraian di atas, maka secara singkat cirri-ciri masyarakat
pedesaan di Indonesia pada umumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Homogenitas sosial
Masyarakat desa terdiri dari satu atau beberapa kekerabatan saja,
sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogeny.
b. Hubungan Primer
Pada masyarakat desa hubungan
kekeluargaan dilakukan secara musyawarah.
c. Kontrol sosial yang Ketat
Setiap anggota masyarakat saling
mengetahui masalah yang dihadapi anggota lain
d. Gotong royong
Nilai-nilai gotong royongpada masyarakat pedesaan tumbuh dengan
subur dan membudaya.
e. Ikatan sosial
Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan
kebudayaan secara ketat.
f. Magis religius
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa
sangat mendalam.
g. Pola Kehidupan
Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.
5.
URBANISASI DAN URBANISME
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari
desa ke kota atau dapat pula dilakukan bahwa urbanisasi merupakan proses
terjadinya masyarakat perkotaan. Proses urbanisasi boleh dikatakan terjadi
diseluruh dunia, baik pada negara-negara yang sudah maju industrinya maupun
yang secara relatif belum memiliki industri.
Proses
urbanisasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung
daripada keadaan masyarakat yang bersangkutan. Proses tersebut terjadi dengan
masyarakat dua aspek, yaitu:
-
Perubahannya masyarakat desa
menjadi masyarakat kota.
-
Bertambahnya penduduk kota yang
disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa-desa karena
tertarik keadaan di kota.
Sebab-sebab terjadinya urbanisasi:
1)
Daerah yang termasuk menjadi pusat
strategis sekali untuk usaha-usaha (seperti contohnya Jakarta).
2)
Tempat tersebut letaknya sangat
strategis sekali untuk usaha-usaha pedagangan/perniagaan. Seperti misalnya
sebuah kota pelabuhan atau sebuah kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber
bahan-bahan mentah.
3)
Timbulnya industri di daerah itu,
yang memproduksikan barang-barang maupun jasa-jasa.
DESKRIPSI:
Individu merupakan suatu kesatuan yang
terbatas, atau manusia dalam perseorangan. Seagai individu manusia pasti
mengalami pertumbuhan, pertumbuhan itu sendiri merupakan suatu perubahan yang
menuju kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, atau biasa diseut dengan proses.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah:
·
Pendirian nativistik
·
Pendirian empristik dan environmentalistik
·
Pendirian konvergensi dan interaksionisme
·
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan
psikologi
Manusia seagai makhluk individu pasti
mengalami proses proses pertama yang dilalui individu adalah proses pergaulan di
lingkungan keluarga, cirri khas, karakter, dll bisa terbentuk di lingkungan ini.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat
ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut
Fungsi keluarga melakukan
suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas
yang harus dilaksanakan oleh keluarga
itu.
Pekerjaan
– pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/
dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
a.
Fungsi Biologis èberhubungan dengan perkawinan baik seelum ataupun sesudahnya.
b.
Fungsi Pemeliharaan è bagaimana cara anggota keluarga saling melindungi satu
sama lain.
c.
Fungsi Ekonomi è berhubungan dengan
terpenuhinya kebutuhan pokok
d.
Fungsi Keagamaanè Bagaimana orang tua memperkenalkan Tuhan kepada anaknya
e.
Fungsi Sosial è Cara hidup bermasyarakat dan berhuungan baik dengan lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah
memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama dan ditaati dalam lingkungannya.
sumber :
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/index-mkdu_isd.htm
http://www.abyfarhan.com/2011/12/pengertian-individu-keluarga-dan.html#.VFoBJ-NX5Vg
Contoh berdasarkan pengalaman:
Seperti pada umumnya, di masa anak-anak saya lebih sering menghabiskan
waktu untuk bermain dengan teman sebaya dibandingkan dengan keluarga, masa itu
mungkin menjadi masa yang paling menyenangkan karena ketika itu kita tidak
dibatasi untuk bermain dan berimajinasi, setiap hari terasa sangat
menyenangkan. Namun karena waktu berjalan, akhirnya saya merasakan masa-masa
anak sekolah mulai dari sekolah dasar, menengah pertama, menengah akhir, hingga
sekarang duduk di bangku kuliah.
Ketika sekolah dasar (SD) selesai
masuk ke sekolah menengah pertama (SMP), saya tidak merasakan perubahan yang
signifikan baik dari segi sosial maupun dalam menunaikan tugas sebagai seorang
pelajar, semuanya sama saja hanya bedanya jarak sekolah yang lebih jauh dari
sebelumnya. Maraknya pergaulan bebas dan
kenakalan anak remaja membuat orang tua saya waspada, dengan tidak terlalu
sering mengizinkan bermain dan hal menyenangkan lain yang biasa saya lakukan,
tetapi dengan sikap waspadanya itu saya kurang bersosialisasi karena mereka
(orang tua) tahu bahwa usia saat itu saya masih labil dan mungkin mereka takut
saya dihasut oleh teman masa kecil yang sebagian besar telah terjerumus di
dalam pergaulan remaja saat itu. Saya menyadari bahwa orang tua saya
menginginkan yang terbaik untuk saya dan mungkin dengan cara seperti itu mereka
bisa menjaga saya. Setelah saya lulus dari SMP saya disekolahkan di saekolah
kejuruan (SMK) yang jauh dari tempat tinggal, dengan persetujuan orangtua saya
pun memutuskan untuk ngekost.
Dimasa itu saya mulai merasakan perubahan yang signifikan, ketika itu
pun saya mengenal hal-hal baru yang belum pernah didapat sebelumnya, seperti
bagaimana cara beradaptasi di lingkungan baru serta bersosialisasi dengan
individu dan masyarakat baru. Meskipun pada awalnya saya kurang merasa nyaman
tetapi seiring berjalannya waktu saya bisa menempatkan diri tanpa menghilangkan
sifat yang saya miliki dari dulu. Saat itu pun menjadi saat yang menurut saya
paling menyenangkan di masa saya sekolah, bersama teman-teman dari berbagai
daerah dan latar belakang yang berbeda saya memahami apa itu loyalitas,
solidaritas, dan saling menghargai.
Waktu pun berjalan kini saya menginjak bangku kuliah, tempat mungkin
berbeda tetapi sama halnya ketika di SMK, saya harus bisa beradaptasi dan
bersosialisasi dengan individu baru. Meskipun untuk akrab dengan individu lain
saya terbilang lama, tetapi saya bisa cepat merasa nyaman pada lingkungan ini
karena kenyamanan tidak bisa dicari apalagi dilingkungan dengan pergaulan,
budaya, dan bahasa yang berbeda, tetapi kenyamanan harus diciptakan. Saya tidak
berhak membuat orang lain untuk menjadi seperti saya tetapi dengan saya mencoba
menjadi orang lain tanpa menghilangkan identitas dan sifat yang saya miliki
sejak lahir, disitulah saya menemukan kenyamanan.